Wednesday, July 11, 2007

PKS Sudah Menjadi Partai Premanisme ( Intervensi Adang Dan FBR )


JAKARTA--MIOL: Sebanyak 23 Panitia Pemilihan Suara (PPS) melapor ke Komisi Pemilihan Umum daerah (KPUD) DKI Jakarta. Mereka melaporkan perampasan Data Pemilih Tetap/Sementara (DPT/DPS) oleh kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Di wilayah Jakarta Timur, salah satu perwakilan PPS Hasan Sarkowi, mendatangi kantor KPUD DKI Jakarta, Rabu (27/6).

"Selasa (26/6), sekitar pukul 20.00 WIB, empat orang memasuki kantor PPS dan merampas DPT. Sebelumnya mereka menggebrak meja," kata Hasan.

Sementara tiga PPS di Jakarta Pusat melalui empat Kepala Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)juga ikut melapor KPUD DKI Jakarta.

Koordinator tim advokasi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta Muhammad Syawal mengungkapkan pihaknya pun masih menunggu laporan dari PPS lainnya yang mengalami hal serupa.

"Yang sudah kami laporkan PPK Karet Tengsin dari PPS Tanah Abang, PPK Cempaka Baru dari PPS Kemayoran dan PPK Bungur dari PPS Senen," kata Syawal.

Namun laporan dari PPS Jaktim belum diteruskannya karena menunggu PPK yang terkait langsung. Syawal berjanji tetap mendampingi proses hukum hingga terbitnya Berkas Acara Perkara (BAP).

Sementara Ketua KPUD DKI Jakarta Juri Ardiantoro akan menahan berkas Daftar Pemilih Tetap (DPT) di pihaknya. "KPU Kabupaten, PPS dan PPK se Jakarta tidak diperkenankan memberikan, meminjamkan atau memindahtangankan DPT kepada pihak lain baik dalam bentuk hard copy atau soft copy," kata Juri.

Ketua PPS Tanah Abang Haris Sumarno mengaku kader PKS secara terang-terangan memaksa pihaknya memotokopi DPS dan DPT sejak pukul 1 dinihari pada Selasa lalu.

"Dengan menggunakan atribut PKS ranting Tanah Abang, mereka bersikeras hingga pukul 11.00 akhirnya satu bundel DPT berhasil mereka bawa," kata Haris.

Pihak Panwasda DKI Jakarta menanggapi hal ini meminta pihak yang merasa diintimidasi untuk mengisi formulir yang telah disediakannya. "Nanti seluruh PPS dan PPK melalui utusannya harus mengisi formulir berita acara ini. Setelah itu kami akan meneruskan ke yang berwajib," kata Ketua Panwasda DKI Jakarta Suhartono. (Ang/OL-02).

----------------------------------------------------------------

Orang PKS & FBR Lempari KPUD dengan Telur Sekilo
Rabu, 27 Juni 2007, 15:26:56 WIB

Laporan: Zamakhsyari Abrar

tabloid sensitif
Jakarta, Rakyat Merdeka. Sekitar 400 kader PKS kembali mengepung Kantor KPU DKI Jakarta, Jalan Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Rabu (27/6) siang.

Dalam aksi ini massa sempat melempari plang Kantor KPUD dengan telur sekilo dan tomat. Sempat pula terjadi dorong-dorongan. Massa yang marah juga menuding Ketua KPUD Juri Ardiantoro tidak waras.

Kontributor Situs Berita Rakyat Merdeka Danang Fajar melaporkan aksi gabungan ini juga melibatkan FBR, Prabas, dan aliansi masyarakat lainnya.

Dalam orasinya massa menuntut agar KPUD bersikap lebih terbuka dalam mensosialisasikan daftar pemilih tetap.

Sebelumnya puluhan masiswa teknik Universitas Swadharma juga berdemonstrasi di tempat yang sama. Mahasiswa membawa bebek hitam yang dikalungkan karton bertuliskan nama Juri Ardiantoro.

Mereka menuntut agar KPUD dibubarkan. Mahasiswa juga mencoret-coret jalan dengan sejumlah tulisan yang menghujat lembaga penyelenggara pemilu itu seperti KPUD telah gagal. mak

------------------------------------------------------------------
PPS Kelurahan Cemput Juga Dipaksa Oknum Tim Sukses
Rabu, 27 Juni 2007, 10:32:32 WIB

Laporan: Fatahillah

tabloid sensitif
Jakarta, Rakyat Merdeka. Upaya desakan dari oknum tim sukes calon gubernur kepada petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk memperlihatkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) terjadi lagi. Kali ini dialami oleh petugas yang berada di Kelurahan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Hal serupa sebelumnya terjadi di Kelurahan Karet Tengsing, Tanah Abang, yang berujung pada perampasan satu bundel data pemilih tetap, sehingga harus diadukan kepada aparat kepolisian.

“Baru saja kita mendapatkan kabar bahwa ada yang meminta petugas PPS kita yang ada di Kelurahan Cempaka Putih memperlihatkan data pemilih. Ini merupakan desakan yang sama dengan yang dialami PPS Karet Tengsing. Tapi kita instruksikan agar bagaimanapun caranya agar data tersebut tidak jatuh ke tangan pihak lain,” ungkap Anggota KPU Jakarta Pusat Syarif kepada wartawan.

Dirinya mengingatkan kepada pihak-pihak tertentu agar tidak memaksakan kehendak untuk meminta data itu dari petugas PPS ataupun PPK. Sebab, daftar pemilih tetap itu harus dalam proses penyusunan dari kelurahan ke tingkat kecamatan dan KPU kota .

“Adanya keinginan pihak tertentu mengkopi data pemilih bisa menghambat proses penyusunan dan meresahkan petugas PPS dan PPK dalam menjalankan tugasnya,” imbuhnya.

Seperti diberitakan Situs Berita Rakyat Merdeka sebelumnya, terdapat oknum yang mengaku sebagai tim sukses salah kandidat gubernur telah melakukan perampasan data pemilih dari PPS Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. iga

Berbagai Sumber

Adang Darajatun Di Hujat Kader PKS

E-mail ke Redaksi, Kader PKS Curhat
Kamis, 21 Juni 2007, 17:16:20 WIB


Saat membuka account e-mail redaksi sore ini, tim redaksi tak sengaja mendapatkan sebuah surat elektronik yang bernada curhat. E-mail tersebut dikirim tanggal 20 Juni 2007 oleh seseorang dengan id name abir7002@pks-jaksel.or.id. Berikut isi lengkap dari e-mail yang diterima redaksi, tanpa ada penambahan atau pengurangan apapun.


Assalamu 'alaikum wr.wb

Kepada Saudara-saudara-ku ikhwan-akhwat kaum muslimin khususnya di Jakarta dan kader PKS

Pilkada DKI Jakarta saat ini memang sangat ramai dibicarakan warga Jakarta. Partai kita (PKS) juga ikut dalam percaturan politik dalam
pilkada ini.

Namun pencalonan Adang Daradjatun yang didukung partai PKS saat ini menurut ane gebrakannya kurang menaruh simpatik warga Jakarta.

Ane lihat, slogan Ayo Benahi Jakarta tidak sebanding dengan prakteknya, yang ternyata kurang memperhatikan faktor lingkungan, keindahan dan kebersihan yang ada di beberapa wilayah Jakarta.

Ini sangat dan bisa menurunkan citra dan slogan partai yang Bersih, Jujur dan Adil. Saat ini banyak warga Jakarta yang mengeluhkan aksi slogan tersebut. Apalagi menurut saya ini terkesan sarat pelanggaran aturan pilkada, karena belum masuk masa kampanye, walaupun aturannya belum ada.

Kalau boleh usul menurut ane, ya jangan seperti ini lah....., jangan cuma karena pilkada DKI Jakarta, harus melakukan yang orang banyak
malah tidak simpatik.

Kalau ini terus dilakukan dan tidak diantisipasi dengan segera, bagaimana kita mau bisa mencapai dan merebut kemaslahatan umat apa lagi menang pada pilpres 2009 nanti.

Ane juga khawatir dengan isi dari berbagai propaganda yang cuma menjelekkan lawan politik kita, dengan kejelekkan program-program
mereka. Ini kan sangat ironis dan naif, karena kita tidak boleh menjelekkan orang lain. Di dalam agama pun juga dilarang melakukan hal demikian.

Dan menjadi cacatan penting, karena ini tidak ada solusi dalam slogan tersebut, jangan kita cuma bisanya menjelekkan sesama saudara seiman.....Nanti malah masyarakat tidak simpatik, malah antipati
terhadap kita.

Apa kita sudah terjebak dengan permainan politik cagub kita?

Disadari atau tidak semua ini oleh para pimpinan PKS dan kader-kader kita?

Mudah-mudahan kabar ini bisa sampai keseluruh kader-keder dan simpatisan PKS..

Sebagai partai dakwah hendaknya kembali ke jalan awal perjuangan.

Tetap berjuang wahai Mujahid di Jalan Allah SWT

Wassalamu 'alaikum wr.wb

M Taufik .SE
( Ikhwan PKS Jakarta )

http://www.myrmnews.com/indexframe.php?url=situsberita/index.php?pilih=lihat_edisi_website&id=36884

Friday, June 15, 2007

PKS DULU TERIAK ANTI PORNOGRAFI SEKARANG YES!!! UDAH TERJUAL DENGAN 40 MILIYAR ? .SEHINGGA SEKARANG SUDAH BERKOLABORASI DENGAN DUNIA MALAM....
















( FOTO DISKOTIK DRAGON FLY : Nyang punya MauReza Darajatun,nyang tanggung jawab Brivan Ivan sutanto ) an..Ismaya Mandiri )


Adang-Dani Menang, Tempat Hiburan Malam Berkibar
Minggu, 29 April 2007, 11:55:00 WIB

Jakarta, Rakyat Merdeka.
Belakangan beredar rumors, bila Adang Daradjatun yang diusung Partai Keadilan Sejahtera menjadi gubernur, tempat hiburan malam akan digusur. Namun, kabar itu buru-buru dibantah PKS.

“Tidak ada alasan bagi PKS menggusur tempat hiburan malam,” kata Ketua DPW PKS Triwisaksana dalam pendeklarasian Forum Perempuan untuk Benahi Jakarta (Fortuna) di Gedung YTKI, Minggu (29/4).

“Tapi harus bebas dari kriminal, narkoba, dan lain-lainnya yang merusak generasi. PKS memahami bahwa banyak warga Jakarta membutuhkan hiburan ,” tambah Trisaksana

Dalam kesempatan yang sama cagub Adang juga menyatakan PKS akan berusaha membenahi Jakarta menjadi kota yang modern, aman dan sejahtera. “Soal kegiatan ekonomi di malam hari yang penting bebas narkoba dan nyaman,” kata Adang.

Sementara itu sejumlah artis yang datang dalam pendeklarasian Fortuna seperti penyanyi Nia Daniati menilai Jakarta sebenarnya sudah cukup bagus. Namun, pelantun “Gelas-gelas Kaca” ini masih khawatir bila Jakarta diguyur hujan. “Juga masalah keamanan perlu ditingkatkan,” tambah Nia.

Masalah banjir juga menjadi sorotan presenter Tessa Kaunang. Jakarta, menurut Tessa, sewaktu-waktu masih dihantui banjir. “Juga perlu ditingkatkan pendidikan khususnya untuk anak-anak,” kata selebriti yang baru saja melahirkan ini. yat

SATU BUKTI YANG TIDAK BISA DITUTUPI !!!


Ngajak Benahi Jakarta Malah Kotori Ibu Kota Rabu, 13 Juni 2007, 09:29:46 WIB
Laporan: Yayat R. Cipasang


Jakarta, Rakyat Merdeka. Dalam milis jurnalisme, Inco dan Radityo Djajoeri mengeluhkan poster-poster dan spanduk pilkada yang membuat Jakarta kotor dan kumuh.

“Ironis, ngajak warga untuk membenahi ibu kota tetapi di sisi lain malah mengotori Jakarta,” tulis Inko yang mengkritik tim kampanye pasangan Adang Daradjatun dan Dani Anwar.

Pasangan Adang dan Dani memang sangat agresif dengan menebar spanduk dan poster di berbagai sudut Jakarta. Tetapi sayangnya banyak warga yang mengeluh karena pemasangan poster, misalnya, tidak mengindahkan kebersihan.

Seperti disaksikan Situs Berita Rakyat Merdeka, Rabu (13/6), poster Adang-Dani yang mengusung slogan “Ayo, Benahi Jakarta!” ditempel di sembarang tempat. Misalnya saja di halte bus, tiang listrik, pagar rumah warga, gardu siskamling dan jembatan penyeberangan.

“Penempelan poster dan stiker sembarangan sudah selayaknya dilarang di wilayah ibu kota, walau sudah diizinkan Pemda DKI Jakarta sekalipun. Jakarta akan bertambah kotor kalau poster-poster promosi ditempel di sembarang tempat,” tulis Radityo.

Inko malah berkesan dengan Sarwono Kusumaatmadja yang gagal menjadi cagub. “Aku malah lebih sering mengamati "kreativitas" Pak Sarwono. Walau akhirnya gagal maju, tapi sebelumnya Pak Sarwono lebih banyak mengadakan pendekatan secara personal ke masyarakat,” kata Inko.

“Terjun langsung dan bukan diwakili oleh poster dan stiker yang malah menurut aku (maaf) nyampah,” tambahnya.

-------------------------------------------------------

BERITA FOTO SITUS RAKYAT MERDEKA

WARGA KESAL DENGAN POSTER ADANG-DANI

Imron, seorang warga di Jakarta Selatan menumpahkan kekesalannya saat bertemu wartawan Rakyat Merdeka siang ini. "Kagak punya etika bang, coba lihat tembok rumah saya ini. Hari Minggu kemarin baru saja saya bersihin, eh, Selasa pagi poster-poster itu udah nempel lagi. Warga sekitar juga kesal, lingkungan jadi keliatan jorok. Pernah ada yang memergoki, katanya yang menempel poster itu anak-anak kecil usia SMP. Waktu ditegur bandel banget, bilangnya disuruh orang partai."RM

http://www.myrmnews.com/situsberita/viewgb_foto.php?id=834&page=3&view=view


Duit Korupsi Buat Beli Tiket Di PKS,Ehh Partai PKS Heehh Terima Dengan Gembira


Senin, 19 Februari 2007
Gus Dur : Adang Bayar PKS

* Rp 11 M Untuk jadi Cagub DKI Jakarta

Jakarta, Tribun - Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur kembali melempar wacana kontroversial. Kali ini yang kena getahnya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tiba-tiba saja Gus Dur menuding PKS telah menerima uang Rp 11 miliar dari Mantan Wakil Kepala Polri Komjen Pol Adang Doradjatun untuk menjadi bakal calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta dari PKS.

Tudingan pendiri PKB yang suka ceplas-ceplos ini terjadi saat berlangsung dialog peserta pengajian dengan Gus Dur di Komplek Ponpes Al Munawaroh, Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (18/2). Ihwal pernyataan Gus Dur mengemuka tatkala ditanya seorang peserta pengajian yang mempersoalkan cara kerja kader PKB yang tidak seperti kader PKS terjun langsung ke masyarakat korban banjir memberi bantuan saat terjadi bencara seperti banjir di Jakarta beberapa waktu lalu.

Gus Dur bukannya menjawab pertanyaan tersebut. Cucu Hasyim A'syari ini malah memberikan jawaban yang mengagetkan. "PKS dikatakan begini begitu itu semua bohong. Adang Daradjatun calon tunggal, tapi kata Tifatul itu belum tentu. Karena Adang punya Rp 14 miliar. Baru Rp 11 miliar yang diminta PKS," kata Gus Dur

---------------------------------------------------------

Tikus "Masuk Ke Partai Keadilan Sejahtera "!!!!!!!!!!!!!!

Tikus 'Korupsi' Gerogoti Pintu Gerbang Mabes Polri
Veronika Kusuma Wijayanti - detikcom

Jakarta - Para pegawai maupun wartawan yang biasa ngepos di Mabes Polri terpaksa berjalan memutar untuk memasuki markas polisi itu. Penyebabnya, gerbang utama yang biasa digunakan untuk pegawai Mabes Polri atau pun wartawan yang berjalan kaki, rusak.

Mabes Polri sejatinya memiliki sejumlah pintu gerbang. Ada pintu gerbang khusus untuk kendaraan Kapolri. Ada gerbang untuk kendaraan polisi-polisi lainnya. Gerbang satunya untuk pejalan kaki dari kalangan pegawai Mabes Polri. Dan gerbang satunya -- terletak di bagian belakang kompleks Mabes Polri -- diperuntukkan untuk masyarakat umum.

Biasanya, wartawan masuk Mabes lewat pintu yang diperuntukkan bagi pegawai Mabes Polri yang berjalan kaki. Khusus untuk pegawai, mereka bisa masuk setelah mendekatkan kartu pegawai mereka pada alat sensor berwarna merah. Jika sensor oke, maka pintu akan terbuka.Pegawai itu pun lenggang kangkung masuk ke kantornya.

Wartawan tentu saja tidak memiliki kartu pegawai yang ramah sensor itu. Wartawan biasanya meminta kepada petugas yang berjaga agar membukakannya dengan kartu yang dimiliki petugas itu. Wartawan suka lewat pintu itu karena kebetulan dekat dengan Gedung Bakeskrim yang ramai berita.

Tapi Rabu (2/11/2005) pintu gerbang favorit itu digembok dengan rantai. Wartawan terpaksa harus lewat pintu belakang, berjalan mengitari Mabes Polri. Jaraknya cukup jauh. Pokoknya keringatan.

Mengapa pintu itu digembok? Jawabnya, sensornya rusak. "Kabelnya digerogoti tikus," kata seorang petugas yang berjaga.

Selidik punya selidik, tikus itu adalah 'kenang-kenangan' Aliansi Tolak Korupsi (ATK) yang beraksi pada Senin lalu di Mabes Polri. ATK adalah kumpulan 10 mahasiswa. Pendemo membawa 15 tikus yang dimasukkan kandang warna putih.

Kandang itu ditempeli belasan nama petinggi Mabes Polri yang diduga melakukan praktek korupsi. Mereka adalah Saleh Saaf, Firman Gani, Budi G, Edi Garnadi, Dedy SK, Iwan Panji, Cuk Sugiarto, Makbul Padmanegara, Adang Darajatun, Suyitno Landung, Heru S, dan Matheus Salempang.

Nah, dalam aksinya, tikus-tikus 'korupsi' itu dilemparkan ke Mabes Polri. Cit cit cit...hewan pengerat itu berlarian ke penjuru arah. Dampaknya baru bisa terasa hari ini: kabel pintu bersensor dimakannya.

"Kami dulu nggak sempat mengusir tikus-tikus itu. Soalnya sudah keburu lari ke lubang-lubang," kata petugas Mabes Polri pada detikcom.

Dari semua gerbang pintu bersensor, hanya pintu itu saja yang jadi korban tikus-tikus nakal. Belum diketahui kapan gerbang itu akan beroperasi normal kembali.(nrl/)

----------------------------------------------------------------------------
Jakarta, Tribun --

CAGUB DARI PKS TERNYATA KORUPSI !!!!!!!!!!!

Kasus Dugaan Korupsi Alkom dan Jarkom Polri Senilai Rp 602 Miliar; Diduga Melibatkan Sejumlah Jenderal, Termasuk Wakapolri Adangdorojatun ( Cagub DKI Jakarta Dari PKS ) dan Mantan Kapolri

Markas Besar Kepolisian RI (Mabes Polri) mulai
mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan jaringan komunikasi (jarkom) dan alat komunikasi (alkom) yang menyeret nama sejumlah jenderal.

Bahkan, mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan (Sulsel), Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Saleh Saaf, sudah menjalani
pemeriksaan dalam kasus dugaan korupsi senilai Rp 602 miliar itu.


Saleh diperiksa dalam kapasitasnya sebagai mantan Kepala Divisi
Telematika Mabes Polri. Jenderal polisi bintang dua ini diperiksa sejak pekan lalu. Bahkan kabarnya Saleh Saaf telah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi ini.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Paulus Purwoko dalam keterangan persnya di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (6/1), membenarkan pemeriksaan dan pembentukan tim pengusutan kasus ini.


Namun, dia menyatakan belum ada tersangka yang ditetapkan, termasuk
Saleh. 'Yang saya tahu pembentukan tim untuk menangani kasus dugaan korupsi jarkom dan alkom ini,' kata Paulus .


Kabar pemeriksaan Saleh membuat wartawan yang betugas di Mabes Polri berburu informasi. Mereka tak ingin kecolongan bila Saleh ditetapkan sebagai tersangka, apalagi sampai ditahan seperti nasihb dua jenderal polisi lainnya.

Kapolri Jenderal Polisi Sutanto membuat gebrakan sejak dilantik Juni, tahun lalu. Jenderal polisi yang dikenal antijudi ini sudah menahan mantan Kepala Badan Reserse dan Krimina (Kabaresrkim) Mabes Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Suyitno Landung terkait kasus pembobolan Bank BNI senilai Rp 1,2 triliun.


Sebelum Suyitno, mantan Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim, Brigjen Polisi Samuel Ismoko juga ditahan dalam kasus yang sama bersama Komisaris Besar (Kombes) Irman Santoso. Mereka dituding memeras dan menerima suap dari para tersangka kasus BNI.

LIRA
Proyek pembangunan jarkom dan pengadaan alkom Polri mengunakan anggaran tahun 2002 dan dilaksanakan pada tahun 2003. Nilainya mencapai Rp 602
miliar.

Diduga proyek itu di-mark up besar-besaran, sehinggga kerugian negara mencapai Rp 240 miliar.


Kasus ini pertama diungkap Lumbung Informasi Rakyat (LIRA), yang dipimpin Jusuf Rizal. LIRA adalah lembaga yang dibentuk oleh aktivis Blora Center, salah satu lembaga yang berperan aktif mengusung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menduduki kursi Presiden RI.

Menurut LIRA, korupsi ini melibatkan sejumlah petinggi Polri dan perusahaan rekanan. Disebut-sebut salah satunya adalah suami Yuni Shara, Hendri Siahaan.

Saleh Saaf
Saleh yang dikonfirmasi seusai salat Jumat di Mabes Polri, enggan menanggapinya. Jendral asal Jawa Barat yang yang rambutnya mulai memutih ini memilih menyerahkan semua keterangan ke Divisi Humas Mabes Polri. 'Tanyalah ke Humas,' katanya singkat.

Saleh menjabat kadiv telematika sebelum menjabat Kapolda Sulsel. Kasus penyerbuan polisi di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Mei 2004, mengantarkan Saleh menggantikan Irjen Polisi Jusuf Manggabarani sebagai kapolda.

Mereka hanya bertukar tempat. Jusuf mengisi posisi kadiv telematika sebelum dimutasi menjadi kadiv profesi dan pengamanan (propam). Tugas Jusuf
adalah memeriksa 'polisi nakal'.

Rencana pemeriksaan Saleh sudah bergulir sejak Juni tahun lalu
menjelang penggantian orang satu di tubuh Polri dari Jenderal Polisi Da'i
Bachtiar ke Sutanto.

Ketika itu, Da'i sendiri yang mempersilakan LIRA mengungkap kasus
tersebut. Da'i juga menyatakan telah membuka akses ke Badan Pemerika Keuangan
(BPK) untuk melakukan audit.


Beberapa hari kemudian, masih di bulan Juni, Kabidpenum Humas Mabes
Polri Kombes Zainuri Lubis juga mengungkapkan rencana pemeriksaan Saleh.
'Waktu itu beliau (Saleh) menjabat Kadiv Telematika Polri. Tentunya
semua yang terkait dengan pengadaan jarkom dan alkom akan ditindaklanjuti oleh
Inspektur Pengawasan Umum Mabes Polri,' kata Zainuri.


Pemeriksaan Saleh dilakukan karena divisi telematika sangat terkait
dengan pengadaan jarkom dan alkom. 'Jarkom dan alkom termasuk ke dalam bidang logistik dan divisi telematika. Namun, tak menutup kemungkinan pemeriksaan juga terhadap bidang terkait lainnya,' ungkap Zainuri.

Membantah
Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabid Penum) Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Bambang Kuncoko, juga membantah adanya penetapan tersangka terhadap Saleh.


'Memang yang bersangkutan telah dimintai keterangan. Tapi untuk status tersangka kayaknya belum,' kata Bambang.


Menurut keterangan Bambang, semua yang terlibat dalam proyek jarkom dan alkom Polri akan diperiksa. Termasuk penyalurnya. Tim yang menangani penyidikan dugaan korupsi ini telah dibentuk sekitar seminggu yang lalu.

Tim yang diketuai Direktur III Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Mabes Polri Brigjen Polisi Indarto bahkan langsung bekerja. Namun Bambang tidak menyebutkan siapa saja yang telah diperiksa, selain Saleh. (JBP/ugi)

Friday, May 4, 2007

ADANG GUNAKAN ORANG BOTABEK UNTUK PILIHNNYA DI PILKADA JAKARTA, TAPI SUDAH KETAUAN OLEH KPUD,EH PKS DI PRINTAH UNTUK LAKUKAN BANDING, JADINNYA BEGINI-

1,7 Juta Kader Tak Terdaftar
Kecurigaan PKS Terlalu Ekstrem
Umi Kalsum - detikcom

Jakarta - PKS menengarai ada indikasi kecurangan dalam pendaftaran pemilih Pilkada DKI. Banyak kadernya yang tidak terdaftar. Angkanya mencapai 30-an persen. Namun angka ini dinilai terlalu ekstrem.

"Logika PKS kurang tepat," ujar Executive Sugeng Sarjadi Syndicate (SSS) Sukardi Rinakit kepada detikcom, Senin (18/6/2007).

Pemilih dalam Pilkada DKI diperkirakan sekitar 5,6 juta persen. Berarti ada 1,7 juta kader PKS yang kehilangan hak pilihnya.

"Angka itu terlalu ekstrem. Sekarang logikanya 1,7 juta kali 3, berarti 5,1 juta pemilih. Ini saja tidak pas angkanya. Masak semua pemilih kader PKS. Jadi menurut saya klaim 1,7 juta itu kurang tepat. Logikanya tidak pas," tutur dua.

Rinakit menduga kejadian ini akibat kesalahan pendaftaran. Jika itu terjadi, PKS dapat meminta penjelasan ke KPUD dan mengadukannya ke Panwaslu sebagai indikasi kecurangan.

"Ya yang sesuai aturan main pemilu. Sebab Pilkada DKI belum punya UU. Karena belum punya payung hukum, lapor saja ke KPUD dan nantinya ke Panwaslu," tandasnya. (umi/nrl)

Tuesday, May 1, 2007

Lagu SMS Goyang Wanita Berjilbab Pendukung Adang





29/04/2007 10:59 WIB
Lagu SMS Goyang Wanita Berjilbab Pendukung Adang
Rafiqa Qurrata A - detikcom

Jakarta - Bang, SMS siapa ini Bang
Bang, pesannya pake sayang-sayang...

Lagu yang beken akhir tahun lalu ini tiba-tiba menghentak. Sejumlan perempuan yang mendengarnya langsung bergoyang.

Bila yang bergoyang perempuan pada umumnya, tentu biasa saja. Tapi kali ini yang bergoyang dangdut adalah para perempuan kader PKS yang selama ini dikenal kalem.

Ditemani artis Melly Zamri, para perempuan PKS itu terlihat menikmati suasana. Apalagi lagu dangdut yang dinyanyikan bintang tamu berjudul SMS yang renyah di telinga.

Goyang dangdut ini digelar sejak pukul 09.00 WIB di Gedung YTKI, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Minggu (29/4/2007). Sekitar 500 perempuan PKS DKI Jakarta hadir khusus dalam rangka launching Forum Perempuan untuk Benahi Jakarta (Fortuna).

"Selama ini orang mencitrakan PKS itu ekslusif dan normatif. Jadi sekarang kita buktikan PKS itu pluralis," kata Ketua Bidang Kewanitaan DPW PKS DKI Jakarta Rifkoh Abriani mengomentari goyang dangdut itu.

Selain dipenuhi ibu-ibu berjilbab, belasan artis juga terlihat ikut menyemarakkan acara. Antara lain Thessa Kaunang, Eksanti, dan Novia Ardana. Para artis cantik ini tampak larut dengan para peserta.(ndr/nrl) ,Detik.com

Foto 1 : Adang bersama Ketua Bidang Kewanitaan DPW PKS DKI Jakarta Rifkoh Abriani (kiri) serta beberapa selebiri yang hadir pada acara itu. "Selama ini orang mencitrakan PKS itu ekslusif dan normatif. Jadi sekarang kita buktikan PKS itu pluralis," kata Rifkoh.

Foto 2 : Artis Melly Zamri bergoyang dangdut yang diikuti wanita berjilbab pendukung Adang. Mereka bergoyang diiringi lagu Cucak Rowo.

Friday, April 27, 2007

PKS JAKARTA MENUAI KECAMAN DARI BERBAGAI KALANGAN UMAT ISLAM, ADANG JERUSMUSKAN PKS !!!

AKSI PKS JAKARTA!!

Jumat, 18 Mei 07 - oleh : admin AKHWAT PKS BERJOGET DANGDUT DUKUNG CAGUB DKI PRO WARIA
Tuesday, 01 May 2007
AKHWAT PKS BERJOGET DANGDUT DUKUNG CAGUB DKI PRO WARIA

Pengantar Redaksi :

Redaksi www.khilafah1924.org betul-betul terperanjat ketika Ahad 29/04/07 membaca berita seputar aktivitas PKS DKI
Jakarta di situs www.detik.com. Diberitakan, sekitar 500 akhwat PKS DKI Jakarta berjoget diiringi lagu dangdut terkenal
"Bang, SMS siapa ini Bang, Bang, pesannya pake sayang-sayang...". Aktivitas itu dilakukan dalam rangka mendukung
Adang Daradjatun sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta. (Berita selengkapnya lihat di bawah).

Menurut redaksi, jika berita itu benar, aktivitas tersebut tidaklah sepatutnya dilakukan oleh aktivis-aktivis Islam, apalagi
akhwat (puteri), apalagi dari PKS, yang kondang dengan sebutan "partai dakwah". Yang sangat menyedihkan redaksi,
ternyata yang didukung adalah Calon Gubernur yang sikapnya pro waria. Astaghfirullahal'azhim.

Redaksi www.khilafah1924.org berpendapat, para aktivis Islam seharusnya tetap berbuat dalam koridor syar'i dan tidak
menggunakan cara-cara murahan dalam mencari dukungan publik. Kepada saudaraku PKS, perkenankan redaksi
bertanya sebagai bentuk muhasabah (yang wajib kami lakukan karena Allah) kepada kalian : Kemanakah ulama-ulama
kalian, wahai saudaraku PKS, yang semestinya memberikan bimbingan kepada kalian dalam berkiprah di tengah
masyarakat? Apakah kalian, wahai saudaraku PKS, tidak tahu bahwa Rasulullah SAW pernah melaknat waria dan
pernah pula mengusir beberapa waria dari kota Madinah? Mengapa kalian mendukung calon pemimpin yang justru
mempertahankan keberadaan waria yang semestinya diusir sebagaimana teladan Rasulullah SAW? Lalu kepada
siapakah kalian mengambil teladan?

Akhirul kalam, redaksi menyerahkan penilaian masalah ini kepada masyarakat. Silakan publik menilai. Wallahu muwaffiq
ilal ash-shawab.[ ]

http://syuhada.net/?pilih=lihat&id=80
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------

DITANYA WARIA, ADANG JANJI TAK BAKAL TUTUP HIBURAN MALAM

Rafiqa Qurrata A - detikcom

Jakarta - Meski diusung oleh partai berbasis Islam, Adang Daradjatun tak bakal menutup tempat hiburan malam jika terpilih jadi gubernur Jakarta. Janji itu diucapkan Adang menjawab pertanyaan seorang waria pendukungnya, Sherly.

"Apakah Pak Adang juga akan menerapkan syariat Islam dan ada kewajiban memakai jilbab? Apakah tempat hiburan malam juga akan ditutup?" cecar Sherly.

Adang pun menjawab diplomatis dengan menyatakan ajaran Islam memberikan perlindungan pada siapa pun. Ditimpali oleh Ketua DPW PKS DKI Jakarta, Triwisaksana, warga non muslim pun tetap akan dilindungi oleh PKS.

"Tempat hiburan malam boleh ada. Tapi dengan syarat, tidak boleh ada narkoba dan seks bebas," kata Adang di hadapan ratusan simpatisan PKS yang menghadiri launching Forum Perempuan Untuk Benahi Jakarta (Fortuna) di Gedung YTKI, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Minggu (29/4/2007).

Jakarta, kata Adang, adalah kota metropolitan yang juga kota pariwisata. Suatu hal wajar jika Jakarta memiliki kehidupan malam yang memberi ruang pada pekerja perempuan.

"Saya pikir itu hal yang logis sekali. Janji saya, memberikan rasa aman bagi pekerja wanita yang pulang malam," ujar Adang yang mengenakan kemeja lengan pendek itu.

Pada puncak acara, secara simbolis Adang menerima aspirasi para pendukungnya yang dituliskan dalam poster. Namun tak seperti biasanya, Adang tampak kurang bersemangat 'berkampanye'. Kata sambutan pun disampaikan singkat.

"Bapak agak kurang sehat, tenggorokannya sakit," kata istri Adang, Nunun Daradjatun.(fiq/nrl)

www.detik.com 29/04/2007 14:41 WIB